Selasa, 13 September 2011, aku USG. Dokter Herry bilang ada lilitan di leher bayiku dan posisi kepala masih diatas. Usia kehamilanku masih sekitar 30 minggu. Diperkirakan akan lahir nanti sekitar 19 November 2011. Tetapi ada kemungkinan maju 2 minggu, jadi tanggal 5 November dijadikan sebagai acuan HPL. Setelah tahu kondisi bayiku, aku rajin jalan kaki setiap pagi dan juga sujud lama setiap hari setiap sempat setiap ada waktu berharap supaya bayiku bisa pindah ke posisi yang benar dan aku bisa lahiran dengan spontan. Namun betapa besar kuasaNya, manusia hanya bisa merencanakan dan Dia lah yang menentukan. Siapa sangka pada Selasa, 11 Oktober 2011 di usia kehamilanku yang ke-34 minggu, aku harus beranikan diri dibius di kamar operasi dan mengalami satu peristiwa yang tidak pernah kuinginkan sebelumnya, yaitu Sectio Caesaria.
Meski tak berbahaya, growing pain bisa membuat anak tersiksa. Di masa pertumbuhannya, anak-anak kerap mengalami masalah kesehatan. Salah satu masalah yang mungkin muncul adalah rasa sakit atau nyeri utamanya di bagian kaki yang tak jelas penyebabnya. Tak pelak, si anak dan orangtua senewen dibuatnya. Betapa tidak, anak kelihatan sehat-sehat saja, tak ada bekas luka atau cedera, kok mengeluh nyeri? Apa sebenarnya yang terjadi? Bisa jadi, apa yang tengah dialami anak adalah growing pain (nyeri pertumbuhan). Istilah ini tidak mewakili dilema psikologis pada masa ‘anak tanggung’. Growing pain lebih menggambarkan betapa momen pertumbuhan badan bisa pula menjadi masa yang menyakitkan. Situs kidshealth.org menyebut, 25 hingga 45 persen anak mengalaminya. Growing pain juga tak dapat dicegah kedatangannya. Sayangnya, tak banyak orangtua apalagi anak yang menyadari kehadiran growing pain. Orangtua justru sering menyalahartikan keluhan sakit yang tak jelas penyebabnya ini. ”S...
Comments